Hi semuanya! Akhirnya aku memutuskan untuk mem-posting blog ini dengan Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. Terkadang sulit sebenarnya untuk menulis dalam Bahasa Indonesia, bukan karena aku gak bisa Bahasa Indonesia, tapi terkadang sulit untuk aku mengungkap suatu kalimat yang aku pun gak yakin Bahasa Indonesia nya apa, hehe, jadi daripada salah lebih baik nulis pakai Bahasa Inggris saja.
Beberapa bulan terakhir ini, aku gak sengaja aja nih ngelihat satu video di Youtube yang mereview Pokemon Go. Mungkin semuanya tau ya? Itu games yang cukup hits beberapa bulan terakhir nih. Dan salah satu reviewernya itu adalah seorang cowok bernama, Yohanes Kevin Hendrawan. Di video itu, dia memakai kacamata (which looks very smart) dan layaknya anak laki-laki pada umumnya. Simple dan gak neko-neko. Aku gak tau kalau dia ternyata adalah seorang public figure dan artis Indonesia, yang body-nya ternyata six pack, eh bukan...eight pack kayaknya. Pokoknya beneran gak percaya deh kalau dia itu model juga. OMG kan....
Terus aku coba lihat video-video daily life dia, termasuk Q&A para fans nya, yang terkadang memberikan info tentang pandangan hidupnya. Aku ngerasa sih waktu itu kalau orang ini merupakan orang yang sederhana dan tipe anak yang baik-baik. Setelah lama sudah gak pernah ikutin lagi, subsciber dia di youtube ternyata mencapai 100k dan akhirnya dia membuat sebuah video, 'Draw My Life' Kevin Hendrawan yang menceritakan kisah hidupnya sedari kecil dan jujur saja, saat itu, aku merasa orang ini seperti versi lainnya dari Park Bo Gum. Pada tau kan siapa itu Park Bo Gum? Park Bo Gum adalah pemeran utama Moonlight Drawn by Clouds, Pangeran Mahkota yang super ganteng dan baik hati itu.
Yohanes Kevin Hendrawan lahir di Puwerkerto, Jawa Tengah tanggal 21 Juni 1992, ditahun yang sama dan persis 1 bulan sebelum tanggal kelahiranku (21 Juli 1992), lucu ya? Haha. Tapi melihat kisah Kevin membuat aku berpikir banyak dan melihat balik ke kehidupanku. Kevin merupakan anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan. Kevin juga lahir di keluarga yang sederhana dan biasa saja, layaknya anak-anak lainnya. Saat ini, keluarganya menetap di Bali dan Kevin sendiri merantau ke Jakarta. Semasa kecilnya, Kevin meraih berbagai prestasi dan medali dan dia juga merupakan atlet renang kelas Nasional. Berprestasi banget ya?!
Cerita Kevin membuat aku teringat kisah hidupku juga. Orangtuaku bukan lahir dari keluarga yang berada dan aku juga lahir dikeluarga yang sederhana dan biasa saja. Aku ingat pertama kali aku diberikan handphone, yaitu saat aku kelas satu SMP (Junior High School). Itupun sebenarnya handphone bekas Mama ku yang bisa buat nimpuk tikus. Masa kecilku diisi dengan banyak permainan tradisional seperti lompat karet, petak umpet, main congklak, petak jongkong, polisi maling dan lainnya. Lucu bukan? Berbeda ya dengan jaman sekarang. Aku punya seorang adik laki-laki yang lebih muda daripadaku 1 tahun. Ketika masa sekolah, aku masih ingat betapa sulitnya orang tua kami untuk membayar uang sekolah, khususnya dikarenakan mereka harus mengeluarkan uang sekolah dua kali dalam tahun yang berturut-turut. Dan karena itu aku termotivasi untuk belajar yang baik sehingga aku pun mendapatkan beberapa piagam dan mengikuti olimpiade juga.
Ketika Kevin akan memasuki kuliah, cita-cita dirinya adalah masuk ke teknik robot di Jerman, dan berkat Tuhan, dia diterima di universitas di Jerman. Sayangnya, saat itu, Papa Kevin jatuh sakit dan uang yang seharusnya dipergunakan Kevin untuk bersekolah di Jerman harus dipergunakan untuk membantu biaya pengobatan ayahnya. Saat itu, Kevin terpuruk, cita-cita dan harapannya bersekolah diluar pupus ditambah kesedihan yang dia alami ketika ayahnya jatuh sakit dan harus menafkahi keluarga. Disaat itu, muncullah ide, bagaimana jika Kevin bersekolah Perhotelan di Bali? Tanpa berpikir panjang, Kevin merantau ke Bali untuk berkuliah dengan harapan dari perhotelan tersebut, dirinya bisa bertualang dan kembali ke Jerman.
Namun, ternyata di Bali, Kevin masih harus menaggung beban sebagai satu-satunya anak laki-laki tumpuan keluarga dan membantu menafkahi keluarganya, sehingga akhirnya Kevin membuka bisnis laundry kecil-kecilan dan martabak, hingga akhirnya bisnis kecil-kecilan dirinya menjadi cukup ramai dan Kevin akhirnya meyakinkan keluarganya untuk pindah ke Bali. Selain itu, Kevin juga bekerja di Four Season Hotel sebagai HRD dan juga bell-boy ketika jam kerjanya sudah selesai. Dari sana, dia bertemu dengan temannya yang menginspirasi dirinya untuk hidup sehat, dan akhirnya Kevin memutuskan untuk mengikuti kompetisi L-Men di tahun 2014 dan hidupnya sekarang berubah, tanpa pengalaman di dunia entertainment, sekarang dirinya menjadi public figure, youtuber dan host TV channel. Bahkan dirinya mendapat banyak tawaran dari dunia internasional. Siapa sangka cita-citanya ke Jerman malahan bukan saja ke Jerman namun hingga ke Antartika? Hebat bukan?
Mungkin kisah kecil aku dan Kevin sedikit sama, tapi berbeda ketika aku harus kuliah. Berkat Tuhan, keluargaku mampu menyekolahkanku di Singapura dan memang salah satu cita-citaku juga untuk merantau ke negeri seberang dan melihat dunia dengan lebih luas. Aku berkuliah di Singapura full-time tanpa bekerja paruh waktu (part-time) dikarenakan peraturan pemerintah Singapura. Terkadang, ada rasa tak enak hati juga dengan orang tuaku yang bekerja untuk menyekolahkan aku. Tapi yang bisa aku lakukan yaitu lulus tepat waktu dengan nilai yang bagus dan aku membuktikan itu dengan menamatkan kuliah dalam 2 tahun dengan lulusan High Distinction dalam gelarku. Bukan sesuatu yang wow, tapi buatku sesuatu yang berarti. Setelah itu aku kembali ke Jakarta dan mencari pekerjaan di Jakarta. Untungnya, aku diterima disalah satu Big-4 Kantor Akuntan Publik dan semenjak aku bekerja, aku tak pernah minta uang kepada orang tua lagi... Dalam perjalanan tersebut, aku mencoba membuat bisnis kecil-kecilan, seperti menjual barang online, tapi tak begitu berhasil. Aku menyadari bahwa passion aku bukanlah sebagai pedagang online ataupun pekerja kantoran. Ternyata aku tertarik dibidang kecantikan dan menyukai make-up, sehingga saat ini aku menjalani Make-up Artist sebagai hobby dan penghasilan sampinganku. Mungkin tak sehebat Kevin tapi itulah kisah hidupku...
Kenapa Kevin Hendrawan menurutku seperti Park Bo Gum?
Kevin Hendrawan, dengan usia yang sama seperti aku, aku merasa dia memiliki lebih banyak pengalaman ketimbang aku dan aku salut dengan seberapa tegar, berani dan pantang menyerah dari dirinya. Dari usaha laundry, membagikan brosur setiap harinya, menjadi bell-boy bahkan berjualan martabak, Kevin benar-benar membuat mataku terbuka...aku bersyukur dengan kemudahan yang aku dapatkan, dimana disisi lain, mungkin orang lain tidak seperti itu.
Setelah merantau ke Jakarta pun, Kevin masih rajin ke Gereja, menandakan bahwa dirinya memiliki kepercayaan yang kuat, dimana Park Bo Gum juga demikian, meskipun dia kehilangan ibunya sejak kelas 4 SD. Kevin dan Park Bo Gum tumbuh dengan pribadi yang luar biasa, dimana semua orang mungkin tak memiliki hal itu. Banyak sekali pandangan-pandangan Kevin yang aku merasa dirinya memiliki prinsip hidup dan dia tau apa yang dia inginkan. Dunno sih, mungkin bisa jadi perncitraan aja ya? Well, I am not sure, mungkin aku harus kenal orang aslinya dulu ya baru tau T__T. Hal lainnya yang membuatku terkesima, karena Kevin adalah tipe orang yang benar-benar humble dan sederhana.
Hopefully, Kevin, if you read this post, although you are famous now, just keep in mind that you should be humble all the time and I believe success will be on your hands. Stay strong and awesome always!
No comments:
Post a Comment